Wednesday, December 19, 2018

UOB: Ekonomi RI Bak Roller Coaster Di Tahun Politik 2019

Bank UOB


JAKARTA, SAHARA NEWS- Kondisi perekonomian Indonesia pada semester I-2019 diproyeksi menghadapi banyak tantangan. Sejumlah guncangan yang ada di 2018 masih akan bertahan hingga tahun depan.


Senior Vice President Head of Economics & Research Finance and Corporate Service Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengilustrasikan, kondisi perekonomian Indonesia akan bak roller coaster di semester satu tahun depan.


"Kondisi di semester I akan seperti roller coaster. Oleh karena itu Indonesia akan tumbuh melambat sedikit. Pertumbuhan pasar juga seperti ini saja," kata Enrico di Jakarta, Rabu (19/12/2018).


Enrico menjabarkan ada dua faktor yang mempengaruhi laju ekonomi Indonesia tahun depan, faktor siklus (cyclical) dan faktor struktural. Faktor siklus merupakan faktor yang cepat datang dan pergi (come and go). Sementara, faktor struktural adalah faktor yang menyebabkan perubahan namun prosesnya lebih lama.


Dari faktor siklus, di tahun 2019 salah satu tantangannya adalah ketidakpastian akibat tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Hal itu masih akan bertahan di 2019.


Dari faktor struktural kondisi Current Account Deficit (CAD) yang melebar saat ini akan berdampak pada kondisi tahun depan. Sementara, suku bunga The Fed akan lebih stabil lantaran sudah cukup agresif tahun ini.


"Faktor siklus masih akan berlanjut tapi akan mereda pada akhir semester satu. Volatilitas masih akan tinggi," tambah Enrico.


Menurut Enrico, dalam kondisi seperti ini Indonesia memiliki kesempatan untuk menciptakan kebijakan yang berjangka panjang.


Kendati akan dihantam sejumlah goncangan, lanjut Enrico, Indonesia akan tahan banting di semester I-2019. Ia mengatakan, Indonesia akan cenderung stagnan dan perlu menstabilkan kondisi sebelum 'lari kencang' di semester II.


"Ibarat mengendarai sepeda kita perlu stabilkan keadaan dulu. Tidak boleh berhenti tapi perlu distabilkan dan melambat. Jangan ekspansi dulu sampai separuh dua," imbuhnya.


Selain itu, komunikasi ke pasar secara langsung juga harus dilakukan lebih gencar. Dunia harus tahu bahwa Indonesia sudah terbukti tahan banting, katanya. (CNBC/Rival)

No comments:

Post a Comment