Showing posts with label Internasional. Show all posts
Showing posts with label Internasional. Show all posts

Sunday, July 29, 2018

Sembilan Poin Hasil Konferensi Ulama Internasional, Ini Ulasannya!

Konferensi internasional
MATARAM, SAHARA NEWS -- Sabtu sore kemarin (28/7/2018)  Konferensi Ulama Internasional  yang dilaksanakan di Islamic Center, Mataram telah selesai.

Dalam konferensi tersebut berhasil mencetuskan 9 buah kesepakatan yang disebut sebagai Lombok Message. Berikut Hasilnya:

1. Para peserta konferensi bersepakat bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah adalah mereka yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, yang berpegang teguh pada Al-Qur`an dan Sunnah, yaitu para pengikut Asy'ariyyah-Maturidiyyah, para fukaha, ahli hadis dan tasawuf yang mengikuti Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad Saw.

2. Konsep "al-firqah al-nâjiyah" (kelompok yang selamat) seperti disebut dalam beberapa riwayat dan menjadi salah satu pemicu perpecahan umat Islam, adalah masalah khilafiah yang belum disepakati para ulama. Riwayat-riwayat hadis tentang itu masih diperdebatkan para ulama, baik dari periwayatan (sanad) maupun substansinya (matan), terutama yang terkait dengan prediksi di akhirat bahwa "semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok". Ini masalah akidah yang harus didasari pada hadis-hadis yang mutawatir. Konsep ini tidak bertentangan dengan perbedaan dan keragaman dalam pandangan keagamaan, dan tidak bertolak belakang dengan perintah untuk menjaga persatuan.

3.Sektarianisme, rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun bertentangan dengan wasathiyyah (moderasi) Islam, dan harus dilawan dengan berbagai cara, sebab mengganggu keutuhan tanah air, memperkeruh harmoni sosial antara warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang setara. Wasathiyyah Islam menjamin hak untuk berbeda, dan menjamin hak kebebasan penganut agama lain dalam menjalankan agama dan beribadah sesuai keyakinannya.

4. Al-Azhar al-Syarif adalah garda depan wasathiyyah Islam sepanjang sejarah, lebih dari seribu tahun, dengan metode yang mengakui dan mengukuhkan keragaman, menghormati pandangan dan sikap orang lain yang berbeda, tanpa menuduhnya kafir (takfîr), fasiq (tafsîq) dan berbuat bid`ah (tabdî).

5. Perlu membangun konsep pemikiran, bimbingan dan pendidikan bagi mereka yang keluar dari jalur wasathiyyah, yaitu penganut pemikiran ekstrem yang kembali (returnis) dari daerah-daerah konflik, agar dapat menjadi warga negara yang baik. Al-Azhar al-Syarif dan para ulamanya serta kantor-kantor cabang Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) yang tersebar di beberapa negara siap melakukan itu.

6. Perlu membuat desain program pendidikan yang dibangun atas dasar wasathiyyat Islam dan nir-kekerasan, dengan target sasaran anak-anak yang akan menjadi harapan masa depan, dalam upaya membangun dan melindungi mereka dari pemikiran ekstrem yang bertentangan dengan wasathiyyah. Dalam hal ini, OIAA siap berbagai pengalaman dan mendukung secara substansi keilmuan.

7. Wasathiyyah Islam adalah metode dalam beribadah, bermuamalah, praktik ekonomi, sosial dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Selain itu, wasathiyyah adalah solusi dalam menghadapi Islamofobia yang muncul akibat beberapa aksi terorisme, pertumpahan darah dan problematika lainnya.

8. Perlu menyelenggarakan seminar dan konferensi, serta memanfaatkan berbagai media sosial dalam melakukan propaganda wasathiyyah dan counter pemikiran ekstrem. Selain itu juga perlu memberikan bimbingan bagi pemuda Muslim terkait situs-situs internet yang menyebarkan pemikiran ekstrem dan kekerasan.

9. Wasathiyyah Islam memanusiakan dan memuliakan manusia, terlepas dari perbedaan agama dan keyakinan, menanamkan prinsip musyawarah dan keadilan sosial bagi seluruh penduduk suatu negara, menegaskan persatuan tanah air dan menanamkan loyalitas terhadap negara. Indonesia telah mengambil inisiatif baik dengan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar negara yang tercermin dalam Pancasila. Oleh karenanya, perlu terus dijaga dan dirawat. (Bitoh Purnomo/Abdul Qodir Zaelani)

Monday, April 30, 2018

Konferensi Pemuda Muslim, 16 Delegasi Negara Siap Bebaskan Palestina dan Al-Aqso

Foto bersama kegiatan Konferensi Pemuda Muslim Internasional | Doc.  Sahara News

Bandarlampung. International Moslem Youth Conference Palestine and Al-Aqso, atau Konferensi Pemuda Muslim Dunia di Lampung menghadirkan delegasi dari 16 negara. Ketua panitia M. Anshorullah menuturkan, konferensi bertujuan menyatukan visi-misi pemuda muslim internasional dalam pembebasan Palestina dan Al-Aqso di gedung Balai Kratun Gubernur Lampung,  Bandarlampung. Senin (30/4/2018)

Peserta Konferensi ini terdiri dari delegasi Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Yordania, Zimbabwe, Inggris, Swedia, Thailand, Jepang, Filipina, Turki, Mesir, Lebanin, Suriah, dan Sudan.

Asshorullah Ketua Pelaksana kegiatan konferensi pemuda muslim internasional harus menyatukan tujuan yang sama
"Pada forum ini akan menyatukan visi misi pembebasan Palestina dan Al-Aqso," ungkapnya 

Konferensi ini, kata Anshorullah, merupakan rangkaian tabligh akbar Jamaah Musli Hisbullah menjelang Ramadhan. Tabligh akbar kali ini diadakan di Lampung, tepatnya di Pondok Pesantren Ma'had Al-Fatah, Natar, Lampung Selatan. "Alhamdulillah, Lampung mampu menjadi tuan rumah," kata dia.

Dihadapan 200 peserta konferensi, Anshorullah menuturkan, penyatuan visi misi pembebasan Palestina dan Al-Aqso akan didukung dengan pemateri yang berkompeten kelas dunia. Diantaranya ialah Ketua Bidang Fatwa Darul Fatwa Republik Lebanon Syeikh Dr. Amin bin Salim Al Kurdi, Dubes RI untuk Lebanon H.E Achmad Chozin Chumaidy, Quds Foundation Malaysia DR. Shareef Amin Abu Shammala, dan Deputi Ketua Quds Institute International DR. Ayman Fethullah Zeidan.

Anshorullah berterimakasih atas semua dukungan terselenggaranya acara ini. Nantinya, seluruh delegasi dari berbagai negara akan memberikan pandangan umum untuk menyatukan persepsi dan bersama-sama berjuang membebaskan Palestina dan Al-Aqso. (RFz/ES)

Pembebasan Al-Aqso, ICLA Gelar Konferensi Pemuda Muslim Internasional

Kegiatan Konferensi Pemuda Muslim | Doc.  Sahara News


Bandarlampung. Indonesian Consortium For Liberation Of Al Aqso (ICLA)  gelar konfrensi Pemuda Muslim Internasional di Balai Kratun Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung.  Senin (30/4/2018)

Kegiatan ini di hadiri berbagai delegasi dari berbagai negara,  seperti, Indonesia, Malaysia,  Palestina,  Filipina,  Turki,  Nigeria,  Sudan, UK, Lebanon,  dan Suriah.

Dalam sambutan nya,  Asisten Deputi Kemenpora RI,  H. Ibnu Hasan,  S.Pd., M.Pd menjelaskan selagi mereka bertauhid, mereka adalah saudara kita

"Seperti dalam Undang-undang Dasar,  Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Kita harus mendukung pembebasan Al-Aqso dari penjajah israel" ungkapnya

Senada dengan hal tersebut,  Sambutan Gubernur Lampung yang di wakili Dr. Drs. Didik Suprayitno mengungkapkan agar Kita harus membantu dan mendukung pembebasan Al-Aqso sebagaimana seperti di undang-undang negara kita "Segala bentuk penjajahan harus segera di hapuskan" tuturnya.

Kegiatan Konferensi Pemuda Muslim Internasional untuk pembebasan Al-Aqso dan Palestina di gelar selama tiga hari (30 April s.d 2 Mei 2018). (RFz)