Showing posts with label Daerah. Show all posts
Showing posts with label Daerah. Show all posts

Tuesday, August 21, 2018

Pemuda se-Desa Ciledug Sepakat Dukung IING SOLIHIN

Ciledug
BEKASI, SAHARA NEWS -- Tanggal 26 Agustus 2018 kabupaten Bekasi secara serempak akan melaksanakan pemilihan kepala desa. Sama dengan desa- desa di kabupaten Bekasi, desa Ciledug juga akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa pada tanggal tersebut. Iing Solihin, A.Md selaku kepala desa ciledug kembali mencalonkan diri di bursa pemilihan kepala desa Ciledug sebagai pertahana.

Mengetahui akan hajat dari Bapak Iing Solihin, Pemuda se-Desa Ciledug berkumpul untuk mendekralasikan diri sebagai Relawan Kemenangan ISO (Iing SOlihin). bertepat pada salah satu tokoh pemuda para pemuda berkumpul untuk menyamakan visi dan misi dalam rangka mendukung kemenangan Bapak Iing Solihin, A.Md. Sdr Hadar selaku koordinator Relawan Kemenangan ISO menjelaskan "dibawah kepemimpinan bapak Iing Solihin. Kemajuan, Kesejahteraan dan pembangunan desa Ciledug telah terlaksana secara nyata.

karena alasan itulah kami pemuda se-desa Ciledug berkumpul untuk sepakat kembali mendukung beliau di pemilihan kepala desa". selain untuk menyamakan visi dan misi relawan kemenangan ISO menawarkan beberapa saran kepada calon kepala desa. "selain itu (visi dan misi) kami juga menawarkan beberapa saran kepada beliau melalui lembar aspirasi pemuda yang telah di koordinir beberapa hari yang lalu dan alhamdulillah sudah diterima oleh calon kepala desa". (RFz)

Sunday, August 12, 2018

Gelar Tabligh Akbar , Desa Triharjo Datangkan Finalis 4 Besar AKSI Indosiar

Tabligh Akbar & Doa Bersama
LAMPUNG SELATAN, SAHARA NEWS -- Dalam rangka memperkuat hubungan antar sesama warga dan masyarakat desa triharjo kecamatan merbau mataram, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata bersama desa triharjo adakan tabligh akbar dan doa bersama di hari ulang tahun desa ke-19 tahun. Minggu (12/8)

Acara tersebut di meriahkan langsung dengan hadirnya finalis 4 besar AKSI Indosiar tahun 2016 lalu, Antusias wargapun tidak terbendung ketika mendengar acara yang di adakan oleh para mahasiswa kkn dsri UIN Raden intan ini.

"Terimakasih banyak atas kerja sama nya kepada anak-anak mahasiswa KKN kelompok 66 dan 67 desa triharjo 2018, dan mampu menghadirkan penceramah dina salah satu finalis 4 besar AKSI Indosiar 2016 lalu, dan saya sangat senang dan bangga dengan ada nya acara ini mampu membuat warga dan masyarakat desa triharjo yang terdiri dari 10 dusun ini berkumpul bersama di acara ini harapan saya setelah acara ini jalinan silaturahmi antar warga di masyarakat menjadi semakin erat,"Tutur Santoso selaku kepala desa triharjo dalam sambutan nya.

Ucapan terimakasih serta permohonan maaf pun di sampaikan oleh Refky Rinaldy selaku perwakilan dari kedua kelomok KKN desa triharjo kecamatan merbau mataram.

"Tak lupa saya haturkan terimakasih kepada bapak santoso kepala desa triharjo yang telah memberikan izin serta suport kepada kami untuk menggelar acara tabligh akbar ini, sekali lagi ucapan trimakasih juga kami sampaikan aatas perhatian dan kedatangan warga desa triharjo dari 10 dusun yang ada,dan para tamu undangan yang hadir, semoga dengan ada nya acara ini mampu meberikan niali dan pengaruh positif terhadap warga di masyarakat, lalu permohonan maaf kami haturkan kepada seluruh warga triharjo yang mungkin ada beberapa dusun belum sempat kami singgahi, semoga ke depan kita semua mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung 2018 ini mampu berbaur ke depan nya,"Lontar Refky Dalam sambutan di acara tabligh akbar itu.

Harapan besar di sampaikan oleh kepala desa triharjo agar ke depan mahasiswa KKN mampu membuat program kerja dan mampu mengembangkan desa triharjo, yang nampak di desa triharjo, dan dapat di jalanlan selanjutnya oleh para warga dan masyarakat. (RFz)

Friday, August 10, 2018

KH Endang Zainal Khaidir Pimpin MUI Pesawaran 5 Tahun Kedapan

PESAWARAN, SAHARA NEWS -- KH.Endang Zainal Khaidir terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Masa Khidmat 2018-2023 menggantikan Harits Alhamdani melalui Musyawarah Daerah (Musda) kedua yang diselenggarakan di Aula Kantor Kementerian Agama setempat, Kamis (9/8/2018).

Musda yang dihadiri oleh Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Umum MUI Provinsi Lampung KH Basyaruddin Maisir. Perhelatan tersebut dihadiri oleh sebelas Ketua MUI Kecamatan se Kabupaten Pesawaran dan para ketua ormas-ormas Islam di kabupaten Pesawaran.

KH Endang Zainal Khaidir pada kepengurusan MUI periode sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa, juga merupakan ta'mir Masjid Agung Arroyyan Islamic Center Pesawaran, dan Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat, mendapat suara dukungan mayoritas.

Selain memilih Ketua Umum tersebut juga memilih Harist Alhamdani sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Sidang Musda tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua MUI Provinsi Lampung Suryani M Nur berlangsung dengan baik dan lancar (Abdul Qodir Zaelani)

Thursday, August 9, 2018

Dua Pasang Calon Ramaikan Pilkades Desa Ciledug

Roni, Warga Ciledug
BEKASI, SAHARA NEWS -- Kabupaten Bekasi akan melaksana pemilihan kepala desa (KADES) secara serentak pada tanggal 26 Agustus 2018. Berbagai macam Banner, Spanduk dan berbagai kreavitas para relawan dan calon telah di ciptakan untuk memikat dukungan dari masyarakat.

Begitu juga yang terjadi di Desa Ciledug, "disini (desa ciledug) hanya ada dua (calon kepala desa)" jawab Roni indrawan salah satu warga desa ciledug. Kamis (9/8)

Dengan hanya adanya dua calon kepala desa ini atmosper di desa ciledug ini amatlah sangat panas.

Banyaknya banner, spanduk sampai ke mural ikut serta meramaikan masa kampanye yang akan berakhir H-seminggu. "saya harap masyarakat dapat merasakan masa kampanye dengan tenang dan damai dan jangan sampai terkena kabar-kabar hoax atau provokasi" tambahnya. (Rls)

Saturday, August 4, 2018

Wakil Lampung Timur, Berhasil Juarai Muli Makhanai Provinsi Lampung 2018

Muli Makhanai Provinsi Lampung 2018
LAMPUNG TIMUR, SAHARA NEWS -- Sebuah prestasi baru kembali diukir oleh Kabupaten Lampung Timur, kali ini datang dari ajang pemilihan Muli Mekhanai Provinsi Lampung Tahun 2018 yang diadakan di Gedung Ball Room Hotel Novotel Bandar Lampung. Jum’at malam (03/08/2018).

Pada ajang pemilihan tersebut Kiki Nur Alfian bernomor 45 sebagai Mekhanai perwakilan Lampung Timur berhasil keluar sebagai pemenang dan meraih gelar Mekhanai Lampung Tahun 2018. Kiki berhasil mengalahkan 26 mekhanai lain yang merupakan perwakilan dari 13 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung.
Untuk diketahui Kiki Nur Alfian yang merupakan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lampung Timur berpangkat Briptu tersebut juga menyandang gelar Mekhanai Lampung Timur Tahun 2017.

Selain memilih Pemenang Mekhanai Lampung 2018, pada ajang yang diikuti oleh 52 peserta yang terdiri dari 26 muli dan 26 mekhanai dari 13 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung tersebut di pilih pula pemenang Muli Lampung Tahun 2018 yang dimenangkan oleh Erika Dwi asal Tulang Bawang Barat, sedangkan untuk muli perwakilan Lampung Timur atas nama Rahajeng berhasil masuk babak 6 besar.

Pada acara tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Lampung Timur, Putri Ernawati Zaiful Bokhari bersyukur atas terpilihnya mekhanai Lampung Timur sebagai juara pada tahun ini, “puji dan syukur atas karunianya kita dapat meraih juara satu mekhanai, terima kasih kepada bapak kapolres ibu kapolres dan tim dari Kabupaten Lampung Timur yang sudah mendukung suksesnya pemilihan muli mekhanai ini. Alhamdulillah muli kita juga masuk 6 besar, harapannya tahun depan kita tetap memegang juara satu”.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Lampung Timur, Almaturidi yang datang bersama istri juga menyampaikan terima kasihnya kepada bapak Kapolda Lampung melalui Kapolres Lampung Timur atas izin yang diberikan kepada Kiki untuk dapat mengikuti ajang pemilihan Duta Lampung tersebut. Dan Almaturidi menyampaikan bahwa,

 "kemenangan yang kita peroleh dalam event ini merupakan buah dari disiplin kerja dari Tim Lampung Timur di bawah kepemimpinan Ibu Chusnunia melalui dinas pariwisata. Khususnya Kiki dan kawan-kawan, hal tersebut juga tidak terlepas dari dukungan wakil bupati,  sekdakab, Ketua Tim Penggerak PKK, IKAD, ibu-ibu Bayangkari serta Dharmawanita. Dan keberhasilan ini adalah sukses seluruh masyarakat Lampung Timur. Mudah mudahan kedepannya lebih banyak prestasi lagi”.

Selain Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Timur hadir pula pada acara tersebut Ketua Bhayangkari Cabang Lampung Timur, Vita Taufan Dirgantoro.(Rizki)

Saturday, July 28, 2018

Selama 5 Tahun Kedepan, KH. M Nurhadi Pimpin MUI Pesisir Barat

KH. M. Nurhadi, M.Pd.I
PESISIR BARAT, SAHARA NEWS -- KH. M. Nurhadi, M.Pd.I dikukuhkan menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Masa Khidmat 2018-2023 usai rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) Ke-1 yang berlangsung di Aula Sunset Beach Krui, Sabtu (28/7/2018).

Kegiatan dihadiri Bupati Pesisir Barat Dr. Drs. Agustiqlal, S.H., M.H yang diwakili Inspektur Edi Muhtar, S.P, Wakil Ketua MUI Provinsi Lampung Drs. Hi. Dimyati Amin dan Suryani M Nur, S.Sos., M.M, para ketua ormas, para pimpinan pondok pesantren (pontren), para pimpinan MUI kabupaten/kota se-Pesisir Barat dan ratusan tamu undangan.

Suasana pemilihan ketua MUI Pesisr Barat berjalan konfusif hingga akhirnya terpilih KH. M. Nurhadi, M.Pd.I dengan memperoleh 13 suara, mengungguli KH. Chairil Anwar yang memperoleh 2 suara dan Ahmad Khottob, S.Ag dengan 1 suara.

Pasca terpilih sebagai Ketum MUI Pesisir Barat 2018-2023, KH. M. Nurhadi, M.Pd.I mengajak seluruh pengurus MUI yang nantinya terbentuk oleh tim formatur untuk berkomitmen dalam mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Krui tersebut berharap dukungan dari internal MUI Pesisir Barat dan Pengurus MUI kecamatan. Tidak hanya itu, ia juga berharap dukungan dari berbagai pihak.

“Saya berterimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan kepercayaan amanah ini. Ini adalah amanah yang cukup berat. Tapi dengan dukungan berbagai pihak, Insyaallah saya akan jalankan tugas secara amanah,” ajaknya.

Sementara itu Wakil Ketua MUI Provinsi Lampung, Drs. Hi. Dimyati Amin mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya KH. M. Nurhadi, M.Pd.I. Ia mengajak kepada pengurus terpilih untuk eksis berkontribusi untuk pembangunan pemkab setempat.

“Syukur alhamdulillah pelaksaan Musda perdana MUI Pesisir Barat berjalan dengan lancar, aman tanpa ada halangan apapun. Atasnama MUI Provinsi Lampung kami mengucapkan selamat atas terpilihnya KH. M. Nurhadi, M.Pd.I untuk lima tahun kedepan. Semoga MUI Pesisir Barat bisa ikut membantu pemkab setemlat terkait bidang ubudiah dan muamalah sehingga kedepan, MUI harus menjadi solusi atasi persoalan keumatan, khususnya di Pesisir Barat,” ucap mantan Wakil Bupati Lampung Barat ini.

Pria kelahiran 14 Juli 1952 ini menambahkan kiranya pengurus baru nantinya melakukan berbagai program kegiatan. Diantaranya, bidang fatwa dan rekomendasi hukum Islam. Lantas bidang dakwah, pendidikan, pemberdayaan umat, serta pemberdayaan perempuan keluarga dan masyarakat.

MUI Pesisir Barat telah ikut serta dan mendukung komitmen pemerintah melawan narkoba melalui pembentukan Gerakan nasional Anti Narkoba (GANAS ANNAR) MUI. (Muhammad Idris)

Monday, July 23, 2018

Bupati Lampung Timur Lepas 388 Calon Jemaah Haji

Bupati Lampung Timur
LAMPUNG TIMUR, SAHARA NEWS -- Bupati Lampung Timur Chusnunia beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Lampung Timur melepas keberangakatan 388 Calon Jemaah Haji (CJH) Kloter 17 Kabupaten Lampung Timur menuju tanah suci di Islamic Center Kabupaten Lampung Timur, Senin, (23/07/2018). Rombongan ini adalah kloter pertama dari rombongan Calon Jemaah Haji asal Lampung Timur pada musim haji 2018.

Hadir menemani Bupati, Wakil Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari, Kapolres Lampung Timur, AKBP Taufan Dirgantoro, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur, Syahrudin Putera, Pabung 0411/LT, Mayor Kav Joko Subroto, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur, Karwito.

Pada musim haji 2018 ini Jumlah Calon Jemaah Haji asal Kabupaten Lampung Timur berjumlah 960 jama’ah yang terbagi ke dalam 4 kloter pemberangkatan. Untuk pemberangkatan selanjutnya Calon Jemaah Haji asal Kabupaten Lampung Timur yang masuk kedalam kloter 28 JKG akan berangkat pada tanggal 28 juli 2018 dengan jumlah 388 jama’ah, pemberangkatan ketiga dengan jumlah 181 jama’ah masuk kedalam kloter 54 JKG akan berangkat pada tanggal 11 agustus 2018, serta pemberangkatan terkhir yang masuk pada kloter 57 JKG akan berangkat pada tanggal 12 agustus 2018 dengan jumlah jema’ah 3 orang.

Dan mengingat pada kloter terakhir jumlah jema’ah hanya tiga orang maka Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sedang berusaha untuk  memasukkan ketiga jema’ah tersebut pada kloter 54 JKG.

Lebih lanjut, dari jumlah 960 calon jama’ah haji yang akan berangkat, jema’ah haji pria berjumlah 471 jema’ah serta jema’ah haji wanita berjumlah 489 jema’ah dengan usia tertua atas nama ibu Waryunah dari Kecamatan Way Jepara berusia 87 tahun serta usia termuda atas nama Muhammad Alwi Mujab berusia 18 tahun dari Kecamatan Sekampung yang tergabung kedalam kloter 17. 

Dalam sambutannya Bupati Lampung Timur mengatakan “Semoga di mudahkan dalam beribadah dari berangkat hari ini sampai nanti kembali bisa selamat, sehat, lancar serta menjadi haji dan hajah yang mabrur. Saya juga berpesan kepada jemaah yang mungkin sudah pernah pergi sebelumnya untuk bisa mengikuti apa yang diarahkan oleh pimpinan rombongan ketua regunya atau tim petugas hajinya, karena di mekkah begitu banyak perubahan setiap waktunya. Saya juga hanya ingin mengingatkan, yang jelas niatnya ibadah banyak sabar, dan fisiknya di jaga, serta kalau ada apa-apa tanya ke pimpinan rombongan masing-masing”.

Sebagai informasi,  masa tunggu keberangkatan haji saat ini bagi jema’ah haji Provinsi Lampung berkisar antara 14 tahun, artinya jika mendaftar pada tahun 2018 baru bisa berangkat pada tahun 2032, dan bagi yang sudah pernah menunaikan ibadah haji  sebelumnya dapat mendaftar kembali setelah 10 tahun dari keberangkatan hajinya.(Rizki)

Sunday, July 15, 2018

Melalui Nadhom Alala, Mahasiswa Unila Terapkan Nilai Dasar Karakter Anak Usia Dini

Progam Kreativitas Mahasiswa bersama adik-adik TK Tunas Harapan 1 | Doc. Sahara
TULANG BAWANG BARAT, SAHARA NEWS-- Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian masyarakat telah melaksanakan penerapan nilai-nilai karakter pada anak usia dini dari pembelajaran "Nadhom Alala" melalui kegiatan mewarnai dan permainan di TK Tunas Harapan 1 desa Candra Kencana, Tulang Bawang Barat. Minggu (15/7/2018)

Kegiatan dibuka oleh sambutan dari operator sekolah TK Tunas Harapan 1 Alif, Fitriyani yang bertujuan untuk meningkatkan semangat anak-anak TK dalam mengikuti kegiatan sampai selesai. Turut dihadiri dewan guru selaku pembimbing anak-anak TK dan rekan-rekan Tim PKM Pengabdian Masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, ketua Koordinator Pelaksana PKM Pengabdian Masyarakat Adam Rouf Hidayat, berharap kegiatan ini dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini.

“Dengan diadakan kegiatan mewarnai dan permainan diakhir kegiatan nanti diharapkan adek-adek bisa lebih semangat lagi untuk melakukannya dan dapat mengahasilkan karya-karya terbaik dengan penuh kesabaran”.

Selain itu, wali kelas TK Tunas Harapan 1 desa Candra Kencana, Emi Suntari juga mengungkapkan hal yang sama kepada anak-anak TK agar dapat berlomba-lomba menghasilkan karya terbaik sehingga dapat membuat bangga orang tua dan para dewan guru.

Diakhir kegiatan ditutup dengan permainan (game) pada anak usia dini yang dipandu dari tim PKM Pengabdian Masyarakat, dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (Tira)

Tuesday, July 10, 2018

Melek Digital, NU Lampung Tengah Gelar Kelas Desain Grafis

LAMPUNG TENGAH, SAHARA NEWS - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Tengah kian gigih mendidik warganya untuk melek digital. Kali ini, PCNU Lampung Tengah menggelar kelas desain grafis di kantor setempat, Selasa (10/7/2018) malam.

Kelas yang diikuti 76 peserta dari PMII, IPNU dan IPPNU ini dibimbing langsung mentor dari Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lampung, Andika Wijaya. Pada kelas ini, peserta diajarkan pendalaman aplikasi photoshop. "Peserta belajar mendesain lewat photoshop," kata ketua panitia, Hisyamudin, yang juga Kepala Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah.

Program yang dicetuskan Hisyamudin dan Andika Wijaya ini diapresiasi oleh Badan Otonom (Banom) NU di Lampung. Pasalnya, melalui program ini, warga NU mampu menguasai teknologi informasi. "Penguasaan teknologi informasi sangat penting, khususnya bagi pemuda NU," kata Hisyamudin.

Sementara, Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Lampung Tengah, Saryono, ingin kelas desain grafis menjadi program unggulan. NU sangat membutuhkan banyak desainer visual grafis untuk syiar Islam. "Juga untuk melawan maraknya hoax di masyarakat," kata Saryono. (ESA)

Monday, July 9, 2018

Krisis Air Bersih, Warga Sekipi Lampung Utara Bangun Embung dan Pipanisasi

Pembangunan Embung dan Pipanisasi | Doc. Sahara News
LAMPUNG UTARA, SAHARA NEWS-- Dalam Program Padat Karya Tunai Desa,  Yanda Dinata selaku pendamping desa, bersama Jonsen selaku kepala desa sekipi  didampingi Almin Y. Selaku Babinsa Kec. Abung Tinggi dan  Renal selaku Babin Kantibnas Desa Sekipi mendampingi masyarakat dalam pembangunan embung desa dan pipanisasi. Minggu (8/7/2018)

Sehubungan dengan hal tersebut, Janson selaku kepala desa sekipi mengungkapkan pekerjaan pembangunan Embung-Pipanisasi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih  masyarakat sekipi

"dikarenakan selama ini masyarakat desa sekipi mengkonsumsi air dari sungai yang kondisinya telah tercemari. Semoga bisa membantu masyarakat  memenuhi kebutuhan air bersih" ungkapnya

Selain itu, janson menegaskan  pembangunan ini bersumber dari dana desa tahap 1 yang pengerjaanya melibatkan masyarakat dengan prinsip swakelola.

Senada, Babinsa kecamatan Abung Tinggi Almin Y. mengucapkan terimakasih kepada kepala desa yang telah melibatkanya dalam proses pembangunan desa.

"kami selalu siap mendampingi, mengawal aparat desa dalam pembangunan, Sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat pembangunan dengan baik" tambahnya
   
Sementara itu, Masyarakat yang ikut serta dalam pembangunan menyambut baik program Embung-Pipanisasi di desa Sekipi Lampung Utara

 "Kami sangat antusias menyambut kehadiran bapak Yanda Dinata sebagai pendamping desa bersama bapak jonsen selaku kepala desa sekipi serta aparat desa lain nya, dengan adanya pembangun ini kami merasa di pedulikan secara kemanusiaan dan sosial karena hasil dari pembangunan embung dan pipanisasi ini kami warga sekitar dapat mengkonsumsi air bersih" jelas Edo Winaldo, Warga Sekipi (RFz)

Saturday, June 30, 2018

dr. Zam Zanariah Sosialisasikan Penyalahgunaan Narkoba dan Cara Mengatasinya

dr. Zam sampaikan sosialisasi narkoba di Rakerda MUI | Doc. Sahara

PRINGSEWU, SAHARA NEWS-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung gelar Rakerda 2 di Hotel Urban, Pringsewu. Jum'at (29/6)

Kegiatan yang bertujuan mengevaluasi program kerja MUI  Se-provinsi Lampung  mengusung tema "Meneguhkan Peran MUI dalam Dakwah Islam Wasathiyah, Arus Baru Ekonomi, dan Anti (Narkoba, Hoax, dan Radikalisme). Sehubungan hal tersebut, turut di hadiri KH. Khairudin Tahmid selaku Ketua Umum MUI Provinsi Lampung, M. Fauzi selaku wakil Bupati Pringsewu, Drs. H. Suhaili, M.Ag. selaku Ketua Kanwil Kemenag Lampung, Kepala Camat Se-kabupaten Pringsewu dan 114 Peserta dari berbagai daerah.

Dalam pleno 2 membahas implementasi dakwah wasathiyah dengan narasumber Kapolda Lampung, BIN Daerah Lampung Brigen TNI Daru Cahyono dan Ketua Ganas Annar MUI Kota Bandar Lampung dr.Zam Zanariah,Sp.S.M.Kes.

Ketua Ganas Annar Kota Bandar Lampung, dr. Zam Zanariah,SP,S.M.Kes sampaikan penyalahgunaan narkoba dan cara menanggulangi nya

“Kita mencoba berpartisipasi aktif didalam masalah perhatian kita kepada generasi muda khususnya dalam peredaran narkoba. Karena ini bisa menyerang keluarga kita, keluarga umat dan keluarga bangsa sehingga oleh karenanya kita mempunyai kewajiban untuk langkah-langkah perfentik generasi muda” ungkap dr.Zam.

Untuk diketahui, Rakerda 2 MUI Lampung digelar selama dua hari, 29 s.d 30 Juni 2018. (RFz)

Zaidirina Wardoyo : Bumdes Alternatif Atasi Kemiskinan Masyarakat

Dalam acara Rakerda 2 MUI Lampung | Doc. Sahara
PRINGSEWU, SAHARA NEWS--Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) dan Bumades (Bumdes Bersama) yang merupakan badan usaha yang berasal dari kekayaan desa untuk tujuan kesejahteraan masyarakat di anggap penting dan mampu meningkatkan pendapatan desa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Zaidirina Wardoyo dalam penyampaian materi di agenda Rakerda 2 MUI Lampung, menjelaskan Bumdes dan Bumades mampu mengetaskan kemiskinan

"Dalam hal ini dapat ikut serta mengetaskan kemiskinan, mampu mendorong tumbuhnya alternatif usaha masyarakat, dan bisa meningkatkan pendapatan pada masyarakat desa itu" ungkapnya. Sabtu (30/6)


Selain itu juga, Dana desa dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) akan memberikan peluang untuk mengakumulasi kapital dan menggerakan roda perekonomian masyarakat.

"Bumdes menjadi mesin pertumbuhan ekonomi desa, pemerintahan desa menjadi mesin pemerataan ekonomi, dana desa menjadi bahan bakar yang menggerakkan mesin tersebut. Yang artinya Pertumbuhan ekonomi desa berarti kesejahteraan bagi warga desa" tambahnya dalam menyampaikan materi LJK dalam pemberdayaan Bumdes dan Bumades.

"Desaku sejahtera, Majulah Bangsaku" tutup Zaidirina Wardoyo. (RFz)

Indikator Terserang Paham Radikalisme dan Terorisme

Dalam kegiatan Rakerda MUI Lampung | Doc. Sahara news
PRINGSEWU, SAHARA NEWS-- Semakin hari semakin tahun ancaman bangsa Indonesia terus datang. Salah satunya adalah radikalisme, intoleransi, dan terorisme.

"Cukup banyak di Indonesia, termasuk Lampung, simpatisan ISIS, Jamah Daulah Islamiyah, Napi terorisme, mantan NII, alumni Afganistan. Kehadiran mereka bukan berdiri sendiri tapi terkoneksi dengan dunia," ungkap Kabinda Lampung, Brigjen Daru Cahyono pada saat menyampaikan pada acara Rakerda 2 MUI Lampung, dengan tema peranan BIN dalam menangkal radikalisme dan terorisme di Hotel Urban, Pringsewu pada Jumat (29/6/2018).

Karena itu, menurutnya, masyarakat perlu mengetahui dan mewaspadai indikasi seseorang terkena paham radikal. "Di antaranya tidak mau memasang bendera merah putih, cenderung menyendiri tidak mau berkumpul kecuali dengan satu kelompoknya, salah satu contohnya kalau kita salat di mushalanya, tempat salat kita dibersihkan atau dipel," tutur Brigjen Daru Cahyono.

Untuk mengantisipasi masyarakat yang belum menjadi simpatisan paham radikal dan terorisme, ia mengajak kepada ormas dan tokoh masyarakat agar bekerjasama mencegah tindakan terorisme.

"Mari kita sebagai tokoh masyarakat berperan aktif dan bersinergi dalam mencegah paham radikal. Kita sebagai garda depan dalam menangkal paham tersebut agar masyarakat tidak menjadi simpatisan, militan, atau bahkan aktor inti," ujarnya. (Abdul Qodir Zaelani)

Waspada! Ini Empat Musuh Indonesia

Dalam agenda Rakerda MUI | Doc. Sahara News
BANDAR LAMPUNG, SAHARA NEWS-- Terdapat empat musuh bangsa Indonesia yang perlu diwaspadai oleh rakyat Indonesia. Pernyataan tersebut diungkapkan Nazarudin, dari Polda Lampung pada saat menyampaikan materi peranan Polri dalam penanganan radikalisme, terorisme, hoax dan penyalahgunaan narkoba  dalam acara Rakerda 2 MUI Lampung yang bertempat di Urban Hotel, Peingsewu pada Jumat (29/6/2018).

"Pertama adalah terorisme. Terorisme adalah gerakan perorangan atau sekelompok orang yang meneror orang lain sehingga orang lain merasa takut," ujarnya.

Ia juga menjelaskan penyebab terorisme karena paham radikal yang merasuk ke seseorang yang kemudian bersikap intoleran kepada orang yang tidak sepaham dengannya.

"Kedua musuh negara kita adalah narkoba. Narkoba dapat menjadikan seseorang menjadi bodoh. Jika bangsa Indonesia menjadi negara bodoh karena narkoba, maka negara kita mudah dijajah," ungkap Nazaruddin.

"Ketiga ancaman dan musuh negara kita adalah medsos yang digunakan untuk menyebarkan berita hoax yang menyebabkan antara kita saling mencurigai, memfitnah, bahkan bisa menyebabkan antar kampung saling menyerang," jelasnya di depan ratusan peserta Rakerda 2 MUI Lampung yang dihadiri MUI kabupaten kota di Lampung.

"Dan terakhir adalah korupsi. Sudah banyak terjadi di negeri kita. Termasuk pejabat juga sudah dipenjara di sel oleh KPK," ujarnya. (Abdul Qodir Zaelani)

Friday, June 29, 2018

Polda Lampung Himbau Semua Elemen Bersatu Lawan Radikalisme dan Terorisme

Polda Lampung dalam acara Rakerda 2 MUI | doc. Sahara News
PRINGSEWU, SAHARA NEWS-- Narkoba, radikalisme, terorisme serta media sosial menjadi bahasan penting Polda Lampung saat mengisi materi Rakerda ke 2 MUI Provinsi Lampung di Hotel Urban Pringsewu, Jum’at (29/6/2018). Pada kesempatan ini hadir langsung Polda Lampung yang diwakili oleh Ditbinmas Polda Lampung AKBP Drs. Nazarudin, S.H., M.H.

“Narkoba menjadi permasalahan yang tidak mudah untuk kita tangani, untuk itu Kami meminta kepada semua elemen agar bisa saling mengingatkan kepada generasi penerus untuk bisa menjauhi narkoba”, ujar Nazarudin.
Lebih lanjut AKBP Nazarudin mengatakan bahwa untuk menciptakan Lampung yang aman dan damai, mari kita sama-sama untuk melawan aksi terorisme, radikalisme dan terus bersinergi dengan aparat terkait.

“Berita hoax terus tersebar di media sosial, untuk itu kita harus menjauhi dan bisa memilah semua berita yang ada di media sosial mana yang benar mana yang hoax”, tambah Nazarudin.

“Untuk menjada persatuan dan kesatuan mari kita menjaga empat pilar Negara dalam bingkai NKRI dan tetap bijak dalam menggunakan media sosial”, pesan Nazarudin diakhir pemaparannya. (Rizky Febri Saputra)

Ketua KA Kanwil Kemenag Lampung: NKRI Harga Mati

Rakerda MUI Lampung | Doc. Sahara News

PRINGSEWU, SAHARA NEWS-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung gelar Rakerda 2 di Hotel Urban, Pringsewu. Jum'at (29/6)

Kegiatan yang bertujuan mengevaluasi program kerja MUI  Se-provinsi Lampung  mengusung tema "Meneguhkan Peran MUI dalam Dakwah Islam Wasathiyah, Arus Baru Ekonomi, dan Anti (Narkoba, Hoax, dan Radikalisme). Sehubungan hal tersebut, turut di hadiri KH. Khairudin Tahmid selaku Ketua Umum MUI Provinsi Lampung, M. Fauzi selaku wakil Bupati Pringsewu, Drs. H. Suhaili, M.Ag. selaku Ketua Kanwil Kemenag Lampung, Kepala Camat Se-kabupaten Pringsewu dan 114 Peserta dari berbagai daerah.

Ketua Umum MUI Provinsi Lampung, KH. Khairudin Tahmid menjelaskan kebijakan MUI Provinsi Lampung masa Khidmah 2016-2021 akan menyelenggarakan Rekerda setiap tahun di beberapa tempat dilampung

"Rakerda setiap tahun di selenggarakan dibeberapa tempat, seperti Hotel Nusantara Syariah Bandar Lampung, Rakerda 2 tahun 2018 dilaksanakan di Hotel Urban Pringsewu, Rakerda 3 tahun 2019 dan seterusnya dilaksanakan di daerah yang berbeda yang siap untuk menjadi tuan rumah Rakerda" tutur Ketua MUI Lampung.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Kanwil Kemenag Lampung, Drs. H. Suhaili, M, Ag menjelaskan Indonesia hadir dengan aneka warna yang beragam

"Bukan Indonesia Jika tidak ada Islam, Bukan Indonesia jika tidak ada Kristen, Bukan Indonesia jika tidak ada Budha, Hindu, Konghucu dan lain sebagainya, karena Kita NKRI Harga Mati" tutupnya dalam sambutan Rakerda 2

Untuk di ketahui, kegiatan ini dilaksanakan 29 dan 30 Juni 2018. (RFz)

Thursday, June 28, 2018

Akan Gelar Rakerda, MUI Lampung Usung Tema Ekonomi Syariah dan Islam Wasatiah

MUI Lampung Kunjungi Lampung Post | Doc. Lampost

BANDAR LAMPUNG, SAHARA NEWS--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung akan gelar rapat kerja daerah (rakerda) ke II di Pringsewu pada 29 dan 30 Juni 2018 yang mengangkat tiga pembahasan.

Hal itu dikatakan Ketua MUI Lampung Khairuddin Tahmid saat berkunjung ke Lampung Post, Kamis (28/6/2018). Turut di hadiri Pengurusan lainnya antara lain Dimyati Amin, M Suryani, Agus Syaiful Islam, Abdul Qodir Zaelani, M Jayus, dan Rudi Santoso. Kunjungan diterima Pemimpin Umum Lampung Post Bambang Eko Wijaya.
"Rakerda ke dua ini mengusung tema meningkatkan peran MUI dalam bidang ekonomi syariah dan Islam wasatiah," ungkap ketua MUI Lampung, Khairudin.

Sehubungan dengan hal tersebut, Rakerda dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama adalah mengangkat Islam Wasatiah. "MUI Lampung berharap, rakerda ini akan melahirkan Madrasah Dai wasyatiah yang nantinya mencetak juru dakwah yang kompeten, yang ramah dan sejuk," ujarnya.

Dalam sesi pertama tersebut akan menghadirkan tiga pemateri antara lain Kakanwil Kemenag Lampung, Suhaili, Akademisi UIN Raden Intan Lampung, dan Bupati Pringsewu, Sujadi.

Sesi kedua akan mengangkat tentang masalah radikalisme dan narkoba. "MUI berkomitmen untuk mencegah penyebaran radikalisme dan narkoba. Materi ini menghadirkan dari BIN dan Polda Lampung," kata Suryani.

Sedangkan sesi ketiga mengangkat tentagn ekonomi syariah. MUI Lampung berap masyarakat akan lebih memahami dan melaksanakan praktik-praktik ekonomi syariah di masyarakat. "Sesi ini juga menghadirkan pakar ekonomi dari BI dan Bank Lampung," ujarnya. (RFz)

Monday, June 11, 2018

Menelisik Tentang Sejarah Suku Semende Yang Harus Kamu Ketahui

Foto Ilustrasi
 SEMENDE DALAM SEJARAH

Menyebut dan membicarakan Semende, maka akan terjadi rangkaian kata dan makna dengan sebutan:

1. Jeme Semende
2. Tanah Semende
3. Bahasa Semende
4. Adat Semende

I. ORANG SEMENDE/JEME SEMENDE

Orang Semende atau Jeme Semende merupakan komunitas tersendiri di Provinsi Sumatera Selatan yang tinggal dan berdiam di Kecamatan Semende, Kabupaten Muara Enim. Semende termasuk bagian dari kelompok Pasemah, termasuk Lematang, Lintang dan Lembak. Secara geografis Semende di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1)
1. Semende Darat di Kabupaten Muara Enim
2. Semende Lembak di Kabupaten Ogan Komring Ulu

Perjalanan hidup orang Semende menganut agama Islam pada awalnya dimulai dari adanya seorang Ulama (Wali) di Semende (Tumutan Tujuh): Tuan Guru SUTABARIS, dengan gelar MURTHABARAQ yang setingkat atau semasa dengan para wali Sembilan: Sunan Ampel, di Pulau Jawa2) sekitar abad 15 Masehi. Perjalanan hidup tersebut dapat diceritakan sebagai berikut.

1. Sunan Kali Jaga diantaranya adalah murid Sutabaris dan sebelum menjadi Wali Allah gurunya ada 3 (tiga) orang sebagai berikut :
1. Sunan Bonang selama 8 (delapan) tahun
2. Sunan Ampel selama 3 (tiga) tahun
3. Sutabaris di Tumutan Tujuh Semende selama 3 (tiga) tahun

2. Di Tumutan Tujuh Semende pernah diadakan rapat dan pertemuan-pertemuan penting para Wali untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di Bumi Nusantara (Indonesia) pada saat itu, diantaranya musyawarah dalam menentukan Raja Islam pertama di Demak, Raden Fatah.

Para Wali yang rapat bermusyawarah di Tumutan Tujuh Semende tersebut adalah 4 (empat) orang wakil dari Wali Sembilan di Jawa dan seorang dari Sumatera, yaitu:
1. Sunan Gunung Jati (Cirebon Jawa Barat)
2. Sunan Kali Jaga (Jawa Tengah)
3. Sunan Muria (Jawa Tengah)
4. Sunan Bonang (Jawa Timur)
5. Sutabaris (Sumatera/Semende)

1).Sumber Browsing Internet
2). Sumber dari KH. Kgs Abdurrahman Guru Tarikat Sammaniyah
Dari sumber lain setelah itu menyatakan banyak orang-orang dan para ulama datang untuk belajar, membawa ilmu pengetahuan dan menetap di Semende, yaitu:
1. Puyang Tuan Raje Ulie tinggal di Prapau
2. Puyang Baharuddin di Muara Danau
3. Puyang Leby (Pengulu Abd. Kohar) di Pulau Panggung
4. Puyang Nakanadin di Muara Tenang
5. Puyang Mas Pangeran Bonang di Muara Tenang
6. Puyang Skin Mande (Sang Diwe) di Muara Tenang
7. Puyang Raden Singe (asal Majapahit) di Muara Tenang
8. Puyang Rabbushshamad di Tanjung Raya
9. Puyang Regan Bumi di Tanjung Raya
10. Puyang Same Wali di Tanjung Tiga
11. Puyang Tuan Kecik (Rebiah Sakti) di Tanjung Laut
12. Puyang Raden Walet di Aremantai
13. Puyang Rene di Pulau Panggung dari Jepara (Tahun 1800 M)

Adanya Sutabaris di Semende (Tumutan Tujuh) dan terjadinya rapat/musyawarah di Semende yang dihadiri 4 (empat) Wali diantara 9 (sembilan) Wali dari Jawa serta berdatangannya orang-orang dan para ulama/wali (puyang, sebutan jeme Semende) membuktikan bahwa ajaran islam (Tauhid dan Syariat), adat istiadat ( kebudayaan Islam) sudah sejak lama dikenal oleh Jeme Semende. Mengapa orang semendo (Jeme Semende) tidak ingin mencari tahu, menyelidiki/mempelajari tentang sejarah semende? Namun demikian, ketaatan jeme semende beragama Islam dan menjalankan syariatnya telah dimulai sejak masih anak-anak, muda dan tua telah membuktikan adanya pengaruh ajaran islam yang mendalam kepada jeme semende. Dengan demikian, ajaran islam tertanam dan terpatri pada rohani dan jasmaninya. Jeme Semende dalam pergaulannya memakai adat tunggu tubang yang berpedoman pada Al Quran dan Al Hadist, diantaranya: mencintai, menghargai dan membela perempuan (Tunggu Tubang) yang dipimpin oleh Meraje. Hal tersebut sesuai dengan salah satu perintah ajaran Islam, tafsir H. Oemar Bakri: QS. Almujadalah, ayat 1-4. Inilah salah satu cara islam meningkatkan derajat wanita. Wanita tidak boleh dibiarkan nasibnya terlunta-lunta.3)

Pesatnya perkembangan agama islam di Semende dapat dibuktikan dengan adanya Para ulama atau kiai yang “naun” di Makkah yang pulang ke Semende, yaitu:
1. K.H. Mukhtar (ahli Nahu dan Fiqih) di Pulau Panggung
2. K.H. Abd Majid (alim membaca Al Quran) di Pulau Panggung
3. K.H. Abd Karim (hafidz Al Quran) di Muara Tenang
4. K.H. Abd Jabbar (ahli Nahu Syorof) di Remantai
5. K.H. Hasan Yusuf (ahli Nahu syorof) di Tanjung Raye
6. K.H. Zaini (ahli Qira’at Al Quran) di Tanjung Agung
7. K.H. Burhan (ahli Nahu Syorof) di Pajar Bulan
8. K.H. Marsid (ahli nahu Syorof) di Muara Tenang
9. Dan adalagi H.M. Yasin cucu K.H. Majid keluaran Mesir (penulis Qur’an Pusaka Indonesia di Jakarta zaman Presiden R.I pertama: Ir. Soekarno).

3)Tafsir Rahmat H.Umar Bakri cetakan ke 3 Jakarta 15 maret 1984
Dalam hal pemerintahan, dapat diketahui bahwa Pangeran Rene adalah Kepala Marga pertama pada zaman Belanda (sekitar tahun 1800 M) di Pulau panggung Semende. Pangeran Rene ini berasal dari Jepara Demak Jawa Tengah dan memiliki 3 saudara, dua orang saudaranya (kakaknya: Puyang Jadi dan adiknya: Puyang Setia) tinggal di daerah Marga Bengkulak Kecamatan Tanjung Lubuk OKI. 4)

Setelah Pangeran Rene meninggal, maka digantikan oleh anaknya Pangeran Anom Kupang (tahun 1850 M). Pada masa pemerintahan Pangeran Anom Kupang inilah Belanda bermaksud untuk menduduki daerah Semende, akan tetapi Belanda tidak dapat masuk, karena rakyat Semende sangat melawan dan dengan landasan agama Islam yang kuat, mereka tidak mau wilayahnya diganggu oleh siapapun juga, apalagi dijajah oleh Belanda. Atas kelicikan Belanda, maka pada 14 Agustus 1869 dibuat perjanjian antara Pemerintah Belanda dengan Pangeran Anom Kupang berupa piagam yang ditulis di atas Tembaga yang berisikan 24 pasal dan disimpan di Museum Rumah Bari Palembang, antara lain dinyatakan:5)

1. Daerah Semende yang dipimpin Pangeran Anom Kupang tidak takluk kepada Pemerintah Belanda.
2. Daerah Semende diakui Belanda sebagai Daerah Istimewa (SINDANG MERDEKA).
3. Tidak diwajibkan membayar upeti (pajak) kepada Belanda.
4. Tentara Belanda tidak boleh masuk daerah Sindang Merdeka sebelum mendapat izin Pemerintah Sindang Merdeka.
5. Orang luar Sindang Merdeka tidak berhak mengadili rakyat Sindang Merdeka dan mereka harus dikembalikan ke tempat asal (Sindang Merdeka), dan ia berhak mengadili orang luar bila berbuat kesalahan di dalam daerah Sindang Merdeka.

Perjuangan melawan penjajah Belanda telah dibuktikan oleh Puyang Rentul Panji Alam, Puyang Kepiri, Puyang Rabul, yang mempertahankan Benteng Aur Duri (Aik Enim Dik Beghikan). Kemudian Puyang Sangin, dengan julukan: Karang Jelatang dari Muara Tenang, berjuang melawan Belanda di Kecamatan Tanjung Agung Enim, yang juga beristrikan orang Pulau Panggung Enim, di antara anak cucunya adalah H.M. Thoyib dan dr. Mustofa.

Dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, pejuang-pejuang Semende yang terkenal antara lain :

1. Kapten Idham dari Pulau Panggung
2. Kapten H. M. Ichsan dari Tanjung Laut
3. Letnan Muis dari Pulau Panggung
4. Kol. TNI. (Purn) H. A. Zaidin dari Muara Tenang
5. Letkol. TNI (Purn) H. M. Badri dari Pulau Panggung
6. Gori dari Pulau Panggung
7. Rudi dari Pulau Panggung

4) Sumber data H.Kohapa Mantan KUA Pulau Panggung
5) Ibid H.Kohapa
8. H. Yazid Kenaru Pelda. TNI Angkatan 1945, dari Pajar Bulan
9. H.M. Djamili dari Muara Tenang, yang dijuluki Gajah Miri dan ditakuti Belanda
10. Mayor Mingsur Panji Alam dari Bayur Kisam cucu Rentul P. Alam dari Ma. Tenang
11. Kuris dari Tanjung Raya
12. Letnan Aziz Kontar dari Pulau Panggung
13. Sersan Bachtiar dari Pulau Panggung
14. Sersan Matseroh dari Muara Tenang
15. Laskar Ibnu Hasyim dari Pulau Panggung
16. Tentara Pelajar Drs. H. Barmawi HMS dari Muara Tenang
17. Tentara Pelajar Drs. H. Fuad Bahyien dari Pulau Panggung

Tidak dapat dilupakan juga pejuang wanita Semende seperti :
1. Hj. Kawimah Zaidin dari Tanjung Raya.
2. Hj. Badiyah Dahnan dari Tanjung Raya

II. TANAH SEMENDE

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, tanah Semende secara geografis terdiri dari 2 (dua) kelompok: Semende Darat di Kabupaten Muara Enim dan Semende Lembak di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Namun demikian, dimanakah tanah Semende bermula? Tanah Semende berada di dataran tinggi sepanjang deretan Bukit Barisan Pulau Sumatera. Ada 7 (tujuh) dataran tinggi sepanjang Bukit Barisan, yaitu: 6)
1. Dataran Tinggi Gayo Luas di Provinsi Aceh
2. Dataran Tinggi Karo di Provinsi Sumatera Utara
3. Dataran Tinggi Agam di Sumatera Barat
4. Dataran Tinggi Kerinci di Provinsi Jambi
5. Dataran Tinggi Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu
6. Dataran Tinggi Tanah Besemah di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
7. Dataran Tinggi Tanah Semende (Tumutan Tujuh) di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagaian orang di dunia mengetahui dan secara diam-diam mengakui bahwa bilangan ke tujuh merupakan angka yang mengandung kekeramatan dan keunggulan non fisik. Dari 7 (tujuh) dataran tinggi di sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatera tersebut dataran tinggi yang ke 7 (tujuh) terdapat di Semende. Dan di dataran tinggi itulah Bukit Barisan Hutan Belantara Tumutan Tujuh tempatnya Tuan Guru Sutabaris bermukim.

- Di Barat dikenal ”The Magaifecent Seven” (Tujuh Ksatria Super)
- Di Timur )Jepang) dikenal ”The Seven Samurai” (Tujuh Satria Samurai)
- Di Indonesia dikenal ”Tujuh Dataran Tinggi” dan ”Bukit Tumutan Tujuh” (The Hill of Seven Watter Resources) yang terdapat di Semende Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.

6)Drs. H. Fuad Bahyen Pensiunan Pertamina Pusat Jakarta
Dengan adanya perkembangan jaman dan peningkatan jumlah penduduk (Jeme Semende), pemukiman jeme semende telah menyebar kewilayah nusantara dalam bentuk komunitas-komunitas yang diantaranya menetap dengan perkembangan sebagai berikut :

1. Semende Darat (asal mula) di Kabupaten Muara Enim
2. Semende Lembak di Kabupaten Ogan Komring Ulu
3. Pulau Beringin Bayur
4. Ogan
5. Komering Ulu
6. Balik Bukit Barisan
7. Bengkulu Selatan Muara Sindang
8. Ulu Nasal
9. Marga Kinal
10. Padang Guci
11. Kedurang
12. Segimin
13. Semende Pesisir
14. Semende Abung
15. Marga Kasui (Rebang)
16. Kecamatan Bukit Kemuning
17. Sumber Jaya, Way Tenung
18. Marga Sekampung Talang Padang
19. Air Sepanas
20. Metro Tanjung Karang
21. Kaliandak dan Ketapang (Gunung Palas)
22. Meliputi Sebagian Pegunungan di Sumatera Selatan

Sebagian pendapat menyatakan bahwa terjadinya pengembangan tempat (wilayah) tersebut adalah atas inisiatif Puyang Awak (Nurqadin) dan kawan-kawan pada saat mencari tanah untuk anak cucunya Jeme Semende.7) Pendapat lain ada yang menyebutkan bahwa Puyang Awak (Nurqadin) adalah anak angkat Puyang Baharudin dari Muara Danau Semende, dan ia menugaskan Puyang Awak mencari tanah untuk anak cucu Jeme Semende.

Puyang Awak (Nurqadin) mencari tanah.8)
1. Puyang Awak dengan ditemani Puyang Hasanuddin dari Banten Jawa Barat (murid Syech Abdul Muhyi dari murid syech Abdul Rauf AL Sinkili Aceh) dan kawan-kawan berjalan kearah Bukit Barisan (Tulang Idang), Pematang Lembah Kapur. Setelah tiba di Bukit Barisan, Puyang Awak menoleh ke kanan dan ke kiri dan menyatakan bahwa sepemandangan mataku Bukit Barisan itu kelak tempat anak cucuku (Jeme Semende) pindah.

7) H.Tjikdeham mantan kepala SD Semende
8) Ibit
2. Mereka berjalan lagi menelusuri lereng Bukit Barisan, melewati Bukit Patah, Bukit Besar (sumber air panas) Ulu Indikat Bukit Kekulang, Bukit Pematang Kayu Are, naik Bukit Bepagut, turun ke Bukit Ringgit, terus ke Bukit Balai, Ulu Danau, Bukit Perigi, naik ke Gunung Seminung, Gunung Tanggamus, Gunung Raja Basa sampai kepinggir Laut Selat Sunda, di Ketapang menyeberang ke Banten. Pada tiap-tiap puncak Gunung dan Bukit Barisan, Puyang Awak menyatakan bahwa sepemandangan mataku kekanan dan kekiri adalah tempat anak cucuku pindah dikemudian hari.
3. Daerah-daerah tempat yang di lewati Puyang Awak berserta Puyang Hasanuddin dan kawan-kawan tersebut adalah bagian Hulu Sungai seperti Sungai Indikat, Enim, Ogan, Komering, Way Besai, Way Sekampung, Way Seputuih, Way Tulang Bawang, dan Sebelah kiri Ulu Sungai Manak Kedurang, Padang Guci, Kinal, Muara Saung, Nasal dan lain-lain.

Dengan demikian, tanah sepanjang mata Puyang Awak memandang ke kanan dan ke kiri mulai dari daerah Besemah sampai ke Kaliandak Ketapang (Lampung) dan tepi Laut penyeberangan Banten, adalah tempat anak cucu Puyang awak (Jeme Semende) pindah di kemudian hari. Kenyataannya memang demikian dan terbukti Jeme Semende sudah banyak yang pindah ke sana termasuk Jawa (NUSANTARA) bahkan ada yang menetap keluar negeri: MAKKAH, Saudi Arabia.
1. Puyang Hasanuddin dari Banten menyatakan pula kepada Puyang Awak (Nurqadin) bahwa di seberang sana (Jawa Barat) bagian barat ada Gunung Payung, disanalah tempat kelahiranku (tanah pusaka). Jeme Semende banyak yang mengaji/belajar Al-Quran dan memperdalam agama Islam di Banten, anak cucu Puyang Awak dapat pindah ke Banten (Gunung Payung) kata Puyang Hasanuddin.
2. Di Ketapang (Kaliandak, Gunung Palas) Puyang Awak menanamkan/menancapkan tongkatnya dari bambu betung, sebagai tanda dan dititipkan kepada Puyang Raden Embe untuk menjaganya.

Kedatangan para ulama/wali dan ada yang menetap di Semende Darat. 9)

Bertepatan dengan terjadinya perang di Kerajaan Mataram pada abad ke-17, para puyang (ulama/wali) berdatangan ke Semende dengan masing-masing membawa berbagai ilmu pengetahuan, seperti :
1. Puyang Mas Pangeran Bonang (dari kerajaan Mataram, Jawa Tengah), menyebarkan/mengajarkan agama Islam (Al-Quran dan Ilmu Tauhid).
2. Puyang Regan, Nakanadin (dari kerajaan Mataram, Jawa Tengah), mengajarkan agama Islam dan Hukum Adat
3. Puyang Ahmad dari Sumatera Barat, mengajarkan Agama Islam dan Hukum adat
4. Puyang Sangmurti dari Rindu Ati Penanjung Bengkulu Utara penyebar Hukum Adat dan Dukun Padi

9. Ibid H.Tjikdeham
5. Puyang Pemeriksa Alam dari Desa Lubuk Buntak Mulak, menyebarkan Hukum Adat, betungguan dan membela kebenaran
6. Puyang Agung Nyawe/Abdul Malik bin Abdullah (1678-1736) dari Trenggano, Semenanjung Malaka (Malaysia) adalah murid syech Abdul Muhyi dari murid syech Abdul Rauf Al Sinkili Aceh, mengajarkan bahasa Melayu Sangsekerta dan agama Islam
7. Puyang Kecabang dari Pasemah, mengajarkan Hukum Adat
8. Puyang Hasanuddin asal Banten Jawa barat murid syech Abdul Muhyi dari murid syeh Abdul Rauf Al Sinkili Aceh, penyebar/mengajarkan agama Islam
9. Puyang Samewali, menyebarkan Hukum Adat.

III. BAHASA SEMENDE

Bahasa sehari-hari Jeme Semende adalah bahasa Semende dengan kata-katanya berakhiran “E”, dilihat dari logat dan sebutan kata, bahasa semende ini termasuk dalam kelompok bahasa Melayu, sedangkan bahasa tulis menulisnya dikenal dengan Surat Ulu dan tempat menulisnya dibuat dari kulit kayu yang disebut dengan KAGHAS.

IV. ADAT ISTIADAT SEMENDE

Adat istiadat dan kebudayaan Semende sangat dipengaruhi oleh ajaran islam. Adat istiadat Semende yang sampai dengan saat ini masih sangat kuat dipegang oleh jeme Semende adalah adat istiadat TUNGGU TUBANG. Adat ini mengatur hak warisan dalam keluarga bahwa anak perempuan tertua sebagai ahli waris yang utama. Warisan tersebut seperti Rumah, sawah, kolam (tebat), kebun (ghepangan), dsb., yang diwariskan secara turun temurun. Warisan tersebut adalah harta pusaka tinggi, tidak boleh di bagi, tetap untuk tunggu tubang, kecuali kalau tuggu tubang menyerah, tidak mau lagi menjadi tunggu tubing. 10)

Untuk lebih jelasnya, adat istiadat semende di bagi menjadi:

1. Asal dan Terjadinya Adat Semende
2. Pengertian Semende
3. Lambang Adat Semende/Tunggu Tubang

1.Asal dan Terjadinya Adat Semende
Pada umumnya Jeme Semende mengakui dan menyatakan bahwa Adat Semende bertitik tolak dan berpedoman pada ajaran islam (kebudayaan islam) dan terjadinya adat semende ini adalah hasil rapat/musyawarah para puyang (ulama/wali) Semende yang bertempat di Pardipe Pagaruyung Marga Lubuk Buntak Pasemah pada Abad ke-17 dan sebagai koordinatornya: Puyang Awak (Nurqadim).

10) KH. Abd Jabbar Ulama Semende

Catatan :
1. Puyang Awak (Nurgadin) pada tahun 1650 M adalah anak angkat Puyang Baharuddin di Muara Danau dan dia tidak menyusuk/tinggal di tanah Semende.
2. Isteri Puyang Awak adalah adik perempuan (kelawai) Puyang Leby (Abdul Qohar) tidak ada keturunan.
3. Puyang Awak belajar mengaji (memperdalam) agama islam ke Aceh, gurunya Tuan Syekh Abdul Rauf Al Sinkili (1615–1693) yang pulang dari Mekkah pada tahun 1661 M. 11)
4. Suami adik perempuan (kelawai) Puyang Awak adalah Puyang Tuan Raje Ulie di Prapau Semende.
5. Tuan Syekh Abdul Rauf Al Sinkili adalah Wali Allah guru tarekat Satariyah, di antara muridnya adalah sbb :
- Syekh Burhanuddin Ulakan dari Sumatera Barat (1646 M)
- Syekh Abdul Muhyi dari Jawa Barat
- Syekh Nurqadin (Puyang Awak) dari Semende (1650 M)

Murid yang mendapat ijazah untuk mengajarkan/meneruskan tarekat Satariyah dari Syekh Abdul Rauf al Sinkili adalah Syekh Burhanudin Ulakan dari Sumatera Barat, dan Syekh Abdul Muhyi dari Jawa Barat, yang mempunyai murid dan mendapat ijazah meneruskan tarekat Satariyah bernama H.M. Hasanuddin dari Banten. 12)
Puyang Hasanuddin inilah diantaranya yang diajak Puyang Awak (Nurqadin) mencari tanah untuk anak cucu keturunan Semende sebagaimana yang telah diutarakan terdahulu.

Adat Semende disesuaikan dengan ajaran islam (ilmu tauhid dan syariat islam) untuk keselamatan dunia akhirat. Jadi Adat Semende itu termasuk kebudayaan Islam. Di dalam Alquran berbunyi “ittaqullah” artinya bertaqwalah kepada Allah dengan mengerjakan yang diperintah dan meninggalkan yang dilarang. Dalam Adat Semende terdapat perintah/suruhan dan larangan tersebut, yaitu :

a. Perintah/suruhan :
1. Menganut/memeluk agama islam
2. Beradat Semende
3. Beradab Semende
4. Betungguan (membela kebenaran)

b. Larangan/pantangan jeme Semende :
1. Sesama Tunggu Tubang pantang dimadukan, mengingat tanggung jawabnya berat
2. Bejudi/jaih/nyabung
3. Enggaduh racun tuju serampu (iri hati/hasut/dengki)
4. Nganakah duit
5. Maling tulang kance
6. Nanam kapas/wanggean (Ringan timbangannye)
7. Nanam sahang (pantang garang/pemarah)

11). Mahyuddin BA bin M. Ramli Fakiruilallah guru tarekat Sammaniyah asal Paiman Sumbar
12).Dr.Hj. Srimulyati, MA (et al) Mengenal & Memahami Tarekat Muktabarak di Indonesia, hal 173 tahun 2004
c. Sifat (motivasi) jeme Semende :
1. Benafsu (rajin bekerja)
2. Bemalu (sebagian dari iman)
3. Besingkuh (berbicara dan tingkah laku tidak sembarangan)
4. Beganti (setia kawan)
5. Betungguan (tidak goyah/mantap)
6. Besundi/beadab (tata krama, tata tertib)
7. Beteku (perhatian/suka membantu)

d. Fatwa Jeme Semende
1. Pajam suare dik be dane
2. Maluan nengah dik be pakai
3. Hilang baratan ghumah mighis
4. Kasih kance timbang ghase
5. Kasih sudare sesame ade
6. Kasih bapang sebelum marah
7. Kasih endung sepanjang mase
Menurut sejarah, pada jaman penjajahan Belanda, adat istiadat Semende ini dibuatkan pelakat/piagam yang disimpan di Museum Betawi (Jakarta) dan dijadikan pedoman Belanda untuk memberikan pertimbangan dan memutuskan suatu perkara yang terjadi di Semende.13)

2. Pengertian Semende
Semende terdiri dari dua suku kata yaitu Seme dan Ende dengan pengertian SEME = sama dan Ende = Harga. Semende = Sama Harga menurut logat Semende same rege yaitu betine (perempuan) tidak membeli dan bujang (lelaki) tidak dibeli. Pengertian Semende diartikan hubungan perkawinan (semende) bahwa laki-laki datang tidak dijual dan perempuan menunggu tidak membeli.
Semende menjadi Adat Semende disebut Tunggu Tubang yang penjabarannya dimulai berdasarkan :
1. Harta Pusake tinggi
2. Harte Pusake Rendah

Kedua-duanya tidak boleh di bagi dan sebagai penunggu ditunjuk anak perempuan tertua, jika tidak ada anak perempuan, maka anak laki-laki tertua sebagai tunggu tubangnya (anak belai). Harta Pusaka Tinggi yang telah turun temurun (bejulat) kepada anak cucu, cicit (piut) dan seterusnya sebagai ahli waris mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :
1. Sama waris, Sama harga
2. Sama menjaganya
3. Perempuan (Tunggu Tubang) hanya menuggu tidak kuasa menjual
4. Laki-laki berkuasa, tapi tidak menuggu

13).Sumber, H. Tjikdeham mantan Kepala SD di Semende
5. Sama-sama mengambil faedah baik laki-laki atau perempuan rumusannya :
1. Perempuan dibela, laki-laki membela.
2. Sama-sama mengambil manfaat, yaitu perempuan disayang dan laki-laki disekolahkan tinggi, belajar mengaji sampai ke Makkah (Naun) dan sebagainya.
3. Sama-sama mengambil untung, perempuan lekas kawin (semende) sehingga orang tua berkesempatan mencari biaya untuk sekolah anak laki-laki, mengaji dan biaya kawin (semende).
4. Sama-sama mengharapkan hasil, perempuan lekas berkeluarga (semende) sehingga berkembang (berketurunan) dan laki-laki diantar kawin (semende) ke tunggu tubang lain.

Pemelihara harta warisan adalah ahli waris laki-laki dengan tugas mengawasi harta seluruhnya supaya tidak rusak, tidak berkurang, tidak hilang, dan sebagainya. Lelaki tidak berhak menuggu, dia seorang laki-laki seakan-akan Raja berkuasa memerintah dan diberi gelar dengan sebutan MERAJE.

Anak belai adalah keturunan anak betine (Kelawai Meraje) mengingat kelemahannya dan sifat perempuan (keibuan) maka ia dikasihi/disayangi dan ditugaskan menunggu harta pusaka sebagai tunggu tubang, mengerjakan, memelihara, memperbaiki harta pusaka dan ia boleh mengambil hasil (sawah, kolam, tebat, kebun/ghepangan) tetapi tidak kuasa menjual harta waris.

Seorang laki-laki di Semende berkedudukan sebagai MERAJE di rumah suku ibunya (kelawainye) dan menjadi rakyat di rumah isterinya sehingga dia meraje dan juga rakyat. Kalau warga Tuggu Tubang (Adat Semende) telah turun temurun berjulat berjunjang tinggi, maka tingkat pemerintah (Jajaran Meraje) tersusun sebagai berikut :
1. Muanai tunggu tubing, disebut Lautan (calon meraje) belum memerintah, dan dapat menjadi wali nikah (kawin) bagi kelawainya (ayuk atau adik perempuan)
2. Muanai Ibu Tunggu Tubang, disebut/dipanggil MERAJE
3. Muanai Nenek Tunggu Tubang, disebut/dipanggil JENANG
4. Muanai Puyang Tunggu Tubang, disebut/dipanggil PAYUNG
5. Muanai Buyut Tunggu Tubang, disebut/dipanggil LEBU MERAJE (RATU)
6. Muanai Lebu Tunggu Tubang, dipanggil ENTAH-ENTAH

Catatan :
1. Meraje = Memerintah (Kepala Pemerintah)
2. Jenang = Lurus, Lembut (Memberikan Pertimbangan)
3. Payung = Tempat Berteduh (Pelindung)
4. Lebu Meraje = (Ratu) dihormati (Penasehat)
5. Entah-Entah = Untuk Dikenang jasanya.

3. Lambang Adat Semende / Tunggu Tubang 14)
A. 1. Kujur = Lurus, Jujur
2. Guci = Teguh Menyimpan Rahasia (Terpercaya)
3. Jale = Bijaksana, Menghimpun
4. Tebat = Sabar
5. Kapak = Adil

14).Hasil Temu Karya Tetunggal Apit Jurai Tunggu Tubang Semende di Pulau Panggung Semende Tahun 1989.
B. 1. Bakul Betangkup = Teguh Menyimpan Rahasia
2. Niru = Tahu Membedakan Yang Baik dan Yang Buruk
3. Tudung = Suka Menolong (Melindungi)
4. Kinjar = Rajin, Siap Kemana Saja Pergi
5. Piting = Suka Menerima Tamu
6. Tuku = Pribadi Tepuji
7. Runtung = Tempat Rempah-Rempah

Demikianlah, sekilas mengenai Semende sebagai informasi yang masih perlu dikaji dan dipelajari secara mendalam sehingga dapat dijadikan pengetahuan dan pedoman bagi masyarakat Semende sehari-hari. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis mohon maaf dan penulis akan menerima dengan lapang dada, kritik, saran dan perbaikan dari jeme semende yang lebih mengetahui.
Kiranya Allah menunjukkan jalan kebenaran/keselamatan dunia akhirat kepada kita jeme semende, sehingga jeme semende dimanepun berade, dalam posisi apepun die, akan ingat, rindu dan mencintai Semende Tunggu Tubang,…..Aamin



Sumber :
Muara Tenang, Desember 2008

Penulis,
SULTAN INDRA, SH.


Sumber lain : Paguyuban Jeme Semende

Arus Mudik Lebaran, Ini Sikap Polres Tanggamus

Polres Tanggamus | Doc. Istimewa
Tanggamus, SAHARA News--Jajaran Polres Tanggamus dalam menyikapi arus mudik di wilayah Kabupaten Tanggamus,bekerjasama dengan Pemkab Tanggamus, TNI, PMI, Pramuka dan RAPI Kabupaten Tanggamus, menyediakan 4 pos di jalur Jalan Lintas Barat Sumatera sepanjang kurang lebih 75 km.


Dimana pihak Polres bersama dinas instansi terkait mendirikan empat pos yang ditempatkan di Pasar Talang Padang, Rest Area Gisting, Pekon Talagening Kecamatan Kota Agung Barat dan Pekon Sedayu Kecamatan Semaka.


Dalam operasionalnya masing-masing pos dikepalai oleh seorang Perwira Polisi, yang akan mengkoordinir dan mengkomandoi pelaksanaan tugas pengamanan dan pelayanan di masing-masing pos. Demikian disampaikan Kabag Ops Polres Tanggamus, Kompol. Aditya Kurniawan, SH., didampingi Kasubbag Humas Ipda. Elvira.


"Selain petugas dari Polri, terdapat juga petugas dari Dishub, Kesehatan, Pol PP, Pramuka, RAPI dan petugas teknis lainnya, yang siap siaga membantu kepolisian dalam mengamankan, memperlancar dan melayani pemudik yang melintasi Jalinbar Sumatera di Kabupaten Tanggamus," tambahnya.


"Pos-pos ini selain untuk memperlancar arus lalu lintas, juga memfasilitasi dan melayani pemudik yang kelelahan, kesehatannya terganggu, kendaraan mogok, gangguan keamanan atau gangguan komunikasi. Silahkan menghubungi Kepala Pos terdekat. Kami siap melayani pemudik 24 Jam dan dengan sepenuh hati," lanjut Aditya.


Kompol. Aditya melanjutkan, adapun nama dan nomor hp masing-masing Kepala Pos, adalah ; Pos Pam Talang Padang,


Ipda. Oman Aziz. HP : 085279519700; Pos Yan Gisting, Ipda. Hamdan. HP : 081379746697; Pos Pam Kota Agung, Ipda. Agustinus. HP : 081379834417 dan Pos Pam Semaka, Ipda. Sukarjo. HP : 085269061748.


"Semoga keberadaan Pos-Pos ini dapat memperlancar arus mudik dan memberikan rasa aman bagi pemudik, juga membantu kendala yang dihadapi oleh pemudik, agar pelaksanaan mudik lebaran tahun 2018 ini, dapat berjalan dengan lancar," tandasnya.


Sementara Kabid Humas Pemkab Tanggamus Derius Putrawan menyampaikan bahwa Pemkab Tanggamus turut mendukung dan membantu Polres Tanggamus dalam mensuksesnya pelaksanaan arus mudik di Kabupaten Tanggamus.


"Tentu kami mendukung sepenuhnya tugas Kepolisian dalam pengamanan lebaran tahun ini. Sebelumnya kami telah berkoordinasi dengan Polres Tanggamus, dan turut mendukung pengamanan mudik lebaran tahun ini. Baik dengan menyertakan Tim pada setiap Pos yang ada. Juga dengan mensiagakan sarana prasarana berikut petugas yang dibutuhkan, seperti ; alat berat, bus penumpang, mobil dalmas dan mobil damkar. Untuk mengatasi jika terjadi bencana longsor, atau lainnya yang dapat menghambat jalur mudik, termasuk bagi pemudik yang kendaraannya yang mogok dijalan, penumpangnya dapat kita angkut dengan bus atau mobil dalmas yang ada" terang Derius.


"Selain itu, kami juga menyediakan Pos di Kantor Dishub Tanggamus tepatnya di KM. 90 Kota Agung, yang difungsikan sebagai Rest area, karena memang halamannya luas. Bagi pemudik yang kelelahan dan ingin beristirahat, dipersilahkan, kami jaga 24 jam," tambahnya.(SB/CD).

Saturday, June 9, 2018

Seni Budaya Semende (SBS), Lestarikan Kekayaan Budaya Lokal Di Lampung

Anak-anak sedang latihan silat Kuntau Layang Putih Semende | Doc. Sahara

Tanggamus, Sahara News-- Seni Budaya Semende (SBS), menjadi salah satu dari banyak nya budaya yang ada di Indonesia. Anak-anak dan pemuda menjadi generasi yang nantinya mewarisi budaya ini. Begitupun di daerah Pulau panggung atas, kecamatan Pulang Panggung, Tanggamus. Anak-anak dan pemuda di ajari seni bela diri budaya Semende.

Seni Budaya Semende (SBS) mempunyai banyak Cabang kebudayaan, salah satunya Seni Bela Diri Silat yang di beri nama PKLP (Perguruan Kuntau Layang Putih) , berdiri sejak September 2017, 9 bulan yang lalu, kini memiliki 148 peserta didik, tingkatan dewasa, remaja, dan anak anak.

Perguruan Kuntau Layang Putih (PKLP) yang masih dalam Dewan Pelindungan dari Sultan Sekala Brak yang di Pertuan ke 23, Pangeran Jenderal Edward Syah Pernong, mempelajari tentang seni langkah tangan kosong, Pedang kembar, Pisau kembar, Trisula , Tembung, Gondon. Dan Seni beladiri yang sudah profesional mampu di ikut sertakan dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Ming, Guru Besar Seni Budaya Semende mengungkapkan tujuan dari seni ini untuk menyatukan warga suku Semende yang ada di kecamatan Pulaupanggung dan sekitarnya.

"Visinya untuk menyatukan suku Semende, tapi suku yang lain boleh ikut mempelajari nya, namanya kebudayaan, kita harus bersama melestarikan nya" ungkap nya. Sabtu (9/6/2018)

Senada dengan hal tersebut, Haji April, Sekretaris Umum Seni Budaya Semende berharap agar pemerintah memperhatikan budaya ini
"Harapan nya pemerintah kita ini memperhatikan Seni Budaya Semende, butuh banyak dukungan dari pemerintah, terutama untuk tentang masalah kebudayaan, agar kita bisa sama-sama melestarikannya" harapnya.

Selain itu juga, dengan adanya SBS ini mampu menciptakan generasi muda yang peduli dan menjauhkan dari prilaku negatif

"Karena ada kegiatan ini, anak-anak melakukan kegiatan positif, sekarang Alhamdulillah kenakalan remaja semakin berkurang karena kita juga mengajari hal yang baik, salah satunya disiplin dan kerjasama" tambah Haji April.

Untuk diketahui, dalam SBS (Seni Budaya Semende, berbagai kegiatan seperti pengajian rutin, Marhabahan (membaca barsanji) , Tarian Wanita ( Tari Piring, kipas, pedang) , Tari Petani, Terbangan, Kuntau (Seni Pencak Silat). (RFz)